Di Amerika Serikat, aborsi adalah prosedur medis yang legal dan tersedia, dengan beberapa variasi dalam regulasi di setiap negara bagian. Ada dua metode aborsi yang paling umum digunakan: aborsi medis dan aborsi bedah. Keduanya memiliki indikasi berdasarkan usia kehamilan, kondisi kesehatan pasien, dan preferensi pribadi.
1. Aborsi Medis
Aborsi medis, juga dikenal sebagai aborsi dengan obat-obatan, adalah metode yang paling sering digunakan pada tahap awal kehamilan, biasanya hingga usia kehamilan 10 minggu. Prosedur ini melibatkan dua jenis obat yang bekerja sama untuk mengakhiri kehamilan:
- Mifepristone (RU-486): Obat ini menghentikan produksi hormon progesteron, yang diperlukan untuk melanjutkan kehamilan. Tanpa progesteron, lapisan rahim mulai meluruh.
- Misoprostol: Diambil 24 hingga 48 jam setelah mifepristone, obat ini menyebabkan kontraksi rahim dan pengeluaran jaringan kehamilan.
Aborsi medis sering dianggap aman dan efektif, dengan tingkat keberhasilan sekitar 95-98% jika dilakukan dalam batas waktu yang ditentukan. Prosesnya mirip dengan keguguran alami dan biasanya berlangsung di rumah, dengan pengawasan dari dokter.
2. Aborsi Bedah
Aborsi bedah umumnya dilakukan pada usia kehamilan yang lebih lanjut, terutama setelah 10 minggu. Ada dua prosedur bedah utama yang digunakan:
- Suction Aspiration (Kuretase Vakum): Ini adalah metode yang paling umum untuk aborsi pada trimester pertama. Prosedur ini melibatkan penggunaan alat penghisap untuk mengosongkan rahim dari jaringan kehamilan. Biasanya dilakukan di klinik atau rumah sakit dengan anestesi lokal dan berlangsung sekitar 10 hingga 15 menit.
- Dilation and Evacuation (D&E): Digunakan untuk aborsi pada trimester kedua (setelah 14 minggu), prosedur ini melibatkan pembukaan serviks (dilatasi) dan pengangkatan jaringan kehamilan dengan alat bedah dan vakum. Prosedur ini lebih kompleks dibandingkan dengan kuretase vakum dan biasanya memerlukan lebih banyak persiapan.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pilihan Prosedur
Pilihan antara aborsi medis atau bedah bergantung pada beberapa faktor, termasuk usia kehamilan, preferensi pasien, ketersediaan layanan medis, dan kondisi kesehatan pasien. Aborsi medis biasanya dipilih jika kehamilan masih sangat dini, sementara aborsi bedah diperlukan untuk usia kehamilan yang lebih lanjut atau jika aborsi medis tidak berhasil.